A homepage subtitle here And an awesome description here!

Kamis, 31 Januari 2019

LAPORAN ROKET AIR

LAPORAN PROYEK ROKET AIR
Hasil gambar untuk smp n 1 wonosari

KELOMPOK 1
1.    Aisyah Dinda Wibowo                (02)
2.    Deswita Widi Astuti                    (09)
3.    Fauzan Gilang Ramadhan           (12)
4.    Kusna Nahar Sari                         (13)
5.    Mikaelia Evangelina C.S            (15)
6.    Nabella Cecilia Rani                   (16)

I.                  KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Kami berterima kasih kepada Pak Sigit dan teman-teman yang telah membantu kami. Semoga laporan ini bermanfaat dan apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

II.              PENDAHULUAN
Roket air adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik bekas minuman ringan. Air dipaksa keluar oleh udara yang bertekanan, biasanya udara yang telah terkompresi. Tujuan kami membuat roket air adalah untuk mengaplikasikan tekanan udara pada roket air.

III.           ALAT DAN BAHAN
1.    Alat
Ø Gunting
Ø Cutter
Ø Lakban
Ø Doubletape
Ø Penggaris
2.    Bahan
Ø 2 botol bekas air mineral
Ø Plastisin
Ø Kardus

IV.          CARA PEMBUATAN
1.    Siapkan alat dan bahan.
2.    Potong salah satu botol bekas menjadi 2 bagian.

3.    Masukkan plastisin ke dalam bagian botol yang sudah dipotong dan masukkan botol bekas satunya lalu gabungkan.

  
4.    Potong kardus dengan bentuk menyerupai sayap.
                              

5.    Pasang sayap pada badan roket dan di lakban sampai kuat.
     

6.    Roket air siap diterbangkan.





V.              PROSES PENERBANGAN
1.    Siapkan alat untuk menerbangkan dengan kemiringan 45°.

2. Isi air 1/3 bagian pada roket.
3.    Ganti tutup botol dengan nozzle.
4.    Masukkan roket air di pralon.
5.    Pompa sampai bertekanan 60psi.
6.    Lalu, tekan benda yang menyerupai rem.
7.    Roket air pun meluncur.

Link video peluncuran roket air : https://youtu.be/81RdMsG5jts

                           

                  

Kamis, 10 Januari 2019

gangguan pada indra penglihatan

Gangguan pada Indera Penglihatan

Advertisement
Jika seseorang memiliki gangguan pada indera penglihatanmaka dia tidak akan dapat melihat objek dengan jelas pada jarak tertentu. Hal ini menyebabkan mereka membutuhkan alat bantu penglihatan berupa kacamata seperti yang dikenakan oleh teman kamu atau bahkan kamu kenakan sendiri. Kacamata tersebut berfungsi untuk memfokuskan cahaya sehingga dapat jatuh tepat pada retina.

1. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak dekat (± 25 cm) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina sehingga bayangan yang jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif dapat menolong penderita rabun dekat sebab lensa cembung mengumpulkan cahaya sebelum cahaya masuk ke mata. Dengan demikian, kornea dan lensa dapat membentuk bayangan yang jelas pada retina

2. Rabun Jauh (Miopi)
Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh (tak hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina, seperti yang ditunjukkan Gambar 10.31. Kacamata negatif dapat menolong penderita rabun jauh karena lensa cekung akan dapat membuat cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata. Dengan demikian, bayangan yang jelas akan terbentuk di retina.

3. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu warna tertentu. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada yang buta warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat melihat warna tertentu, yaitu merah, hijau, atau biru.

4. Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua, karena kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua. Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda yang berada di jarak jauh maupun benda yang berada pada jarak dekat. Hal tersebut diakibatkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata. Kelainan ini biasanya diatasi dengan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung. Pada kacamata dengan lensa rangkap atau kacamata bifokal, lensa negatif bekerja seperti pada kacamata untuk penderita miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti pada kacamata untuk penderita hipermetropi.

5. Astigmatisma
Astigmatisma atau dikenal dengan istilah silinder adalah sebuah gangguan pada indera penglihatan karena penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal dengan horisotal secara bersamaan. Penglihatan si penderita menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat menggunakan lensa silindris.

sumber : https://rangkuman-ipa.blogspot.com/2015/03/gangguan-pada-indera-penglihatan.html

lensa

Lensa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
sebuah lensa
Lensa atau sering disebut kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-pembakar (sebuah lensa cembung digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetulNero juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk cekung (kemungkinan untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kacamata, mungkin di Italia pada 1280-an.

Konstruksi[sunting | sunting sumber]

Konstruksi lensa yang paling umum adalah lensa speris (enspherical lens), yaitu lensa dengan bidang antarmuka yang melengkung speris (enspherical curvature), yaitu kelengkungan bidang permukaan bola dengan radius speris (enradius of curvature) tertentu. Notasi radius yang digunakan adalah R, akan bernilai positif saat antarmuka melengkung keluar menjauhi titik pusat lensa dan disebut antarmuka cembung (enconvex). Notasi negatif akan digunakan untuk antarmuka cekung (enconcave) yang melengkung ke dalam mendekati titik pusat lensa.

Lensa sederhana[sunting | sunting sumber]

1 - Symmetrical double convex lens.
2 - Asymmetrical double-convex lens
3 - Plano- convex lens.
4 - Positive meniscus lens.
5 - Symmetrical biconcave lens.
6 - Asymmetrical biconcave lens.
7 - Plano-concave lens.
8 - Negative meniscus lens.
Lensa sederhana (ensimple lenssinglet lens) atau sering disebut lensa saja adalah sebuah lensa tunggal speris.
Lensa sederhana dibedakan berdasarkan kelengkungan kedua bidang antarmukanya. Sebuah lensa cembung (enbiconvex lens) mempunyai dua bidang antarmuka yang cembung, lensa dengan dua bidang cekung disebut lensa cekung (enbiconcave lens). Jika salah satu bidang antarmuka datar (mempunyai radius yang tak berhingga), maka lensa tersebut disebut lensa plano cembung atau lensa plano cekungLensa cembung cekungmempunyai satu bidang antarmuka cekung dan satu bidang antarmuka cembung, juga sering disebut lensa meniskus (enmeniscus lens).
Lensa sederhana sangat rentan terhadap aberasi kromatik dan aberasi optis lainnya.

Lensa cembung[sunting | sunting sumber]

Diagram penelusuran sinar untuk sebuah lensa konvergen
Lensa cekung
Pada lensa cembung, sinar yang merambat melalui kedua antarmuka akan dibiaskan (terfokus) menuju ke satu titik pada sumbu optis lensa, yang disebut jarak fokus (enfocal length). Lensa cembung dalam bahasa Inggris juga disebut positive lens atau converging lens. Lensa cembung membentuk focal point pada sisi berlawanan dengan persamaan lens maker:[1]
di mana:
  •  adalah jarak citra dan sesuai konvensi, bernilai negatif pada sisi yang sama dengan subyek[1]
  • The focal length f adalah 'rentang focal, bernilai negatif untuk lensa concave
dan persamaan magnifikasi lensa:

Lensa cekung[sunting | sunting sumber]

Pada lensa cekung, sinar yang merambat akan dibiaskan menjauhi sumbu optis lensa dengan proyeksi imajiner sinar menuju ke satu titik, seperti pada gambar.

Lensa meniskus[sunting | sunting sumber]

Lensa meniskus (enmeniscus lensophthalmic lens) atau lensa cembung cekung, dapat berupa lensa positif atau negatif yang bergantung pada radius speris kedua bidang antarmuka. Pada nilai radius speris yang sama besar, sinar yang merambat tidak akan dibiaskan. Lensa meniskus positif akan membiaskan sinar seperti lensa cembung, lensa ini mempunyai bidang antarmuka cembung dengan radius speris yang lebih kecil. Sebaliknya lensa meniskus negatif mempunyai bidang antarmuka cekung dengan radius speris yang lebih kecil.

Lensa tipis[sunting | sunting sumber]

Lensa tipis (enthin lens) adalah sebuah lensa dengan ketebalan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai jarak fokusnya.

Lensa asperis[sunting | sunting sumber]

Sebuah lensa cembung asperis.
1: Penampang lensa Fresnel
2: Penampang lensa plano konveks dengan daya yang sama
Lensa asperis (enaspheric lensasphere) yang mempunyai bidang antarmuka dengan kelengkungan bidang yang bukan merupakan bidang permukaan bola. Sebuah lensa asperis dapat mengurangi aberasi speris atau aberasi optis lainnya, atau menggantikan kinerja beberapa jajaran lensa.

Lensa aksikon[sunting | sunting sumber]

Lensa aksikon (enaxicon lens) adalah lensa dengan bidang antarmuka berbentuk kerucut. Lensa aksikon akan memproyeksikan sebuah titik menjadi garis sepanjang sumbu optis, dan mengubah sinar laser menjadi bentuk cincin.[2] Lensa ini dapat dipergunakan untuk mengubah sorot Gauss menjadi seperti sorot Bessel dengan efek difraksiyang sangat kecil.[3][4]

Lensa Fresnel[sunting | sunting sumber]

Lensa Fresnel adalah sebuah lensa yang dikembangkan oleh seorang fisikawan berkebangsaan Perancis, Augustin Jean Fresnel untuk aplikasi pada mercusuar. Konstruksi lensa didesain dengan panjang fokus yang pendek, jarak fokus tak terhingga dan tebal lensa yang sangat tipis jika dibandingkan dengan lensa konvensional, agar dapat melewatkan lebih banyak cahaya sehingga lampu mercusuar dapat terlihat dari jarak yang lebih jauh.
Menurut majalah Smithsonian, lensa Fresnel yang pertama digunakan pada tahun 1823 pada mercusuar Cordouan di tanjung muara Gironde, sinar cahaya yang dipancarkan mampu terlihat dari jarak 20 mil (32 km).[5] Seorang fisikawan SkotlandiaSir David Brewster, memperkenalkan lensa ini untuk digunakan pada seluruh mercusuar di daratan Inggris.[6][7]
Sebelum lensa Fresnel ditemukan, ide untuk membuat lensa yang lebih tipis dan ringan yang tersusun dari beberapa bagian terpisah dalam sebuah bingkai, sering disebut sebagai ide dari Georges Louis Leclerc dan Comte de Buffon.[8] Fresnel menyempurnakan penyusunan lensa-lensa konsentrik tersebut berdasarkan perhitungan zona Fresnel.
Lensa Fresnel terbagi menjadi 6 kategori berdasarkan panjang fokusnya. Kategori yang pertama merupakan lensa yang terbesar dengan panjang fokus 920 mm (36 inci). Kategori yang terakhir dengan lensa terkecil mempunyai panjang fokus 150 mm (5,9 inci).[9][10][11] Pengembangan lensa Fresnel lebih lanjut menambahkan dua kategori lensa yang baru yaitu lensa Fresnel mesoradial dan hyper radial.

Lensa fotokromik[sunting | sunting sumber]

Lensa fotokromik (enphotochromic lens) adalah lensa yang menjadi gelap saat terpajan (terpapar) sinar ultraviolet. Lensa perlahan kembali menjadi jernih seiring sirnanya pajanan sinar UV tersebut.

Lensa silindris[sunting | sunting sumber]

Lensa silindris adalah sebuah lensa yang membiaskan sinar cahaya yang merambat melalui mediumnya hingga terfokus pada sebuah garis, bukan pada sebuah titik seperti pada umumnya lensa cembung.

Lensa komposit[sunting | sunting sumber]

Sebuah lensa doublet akromatika.
Sorot cahaya tanpa (merah) dan dengan (hijau) lensa Barlow
Lensa Cooke triplet
Lensa komposit adalah jajaran beberapa lensa yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan efek sinar cahaya tertentu. Lensa komposit dapat terdiri dari dua buah lensa tunggal atau lebih.

Lensa doublet[sunting | sunting sumber]

Lensa doublet adalah sebuah istilah yang digunakan pada bidang optika untuk menjelaskan sebuah lensa komposit yang terdiri dari dua buah lensa sederhana dengan berbagai macam kombinasinya. Lensa doublet yang paling umum adalah lensa doublet akromatika yang dapat meredam aberasi kromatika dengan sangat optimal.

Lensa Barlow[sunting | sunting sumber]

Lensa Barlow adalah sebuah lensa komposit yang ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Inggris bernama Peter Barlow yang digunakan untuk meningkatkan bukaan suatu sistem optika. Lensa Barlow biasa diletakkan persis sebelum jendela bidik (enviewfinder) untuk meningkatkan jarak fokus jendela bidik.

Lensa Cooke triplet[sunting | sunting sumber]

Lensa Cooke triplet adalah lensa komposit yang dipatenkan oleh Dennis Taylor, seorang insinyur yang bekerja pada perusahaan Cooke of York pada tahun 1893. Lensa Cooke triplet adalah lensa komposit pertama yang berhasil meminimumkan aberasi optis.

Lensa Dialyt[sunting | sunting sumber]

Lensa Dialyt adalah sebuah lensa komposit yang terdiri dari empat buah lensa tunggal yang didesain untuk meredam berbagai macam aberasi optis. Sebuah lensa komposit serupa dikembangkan oleh Taylor Hobson dari desain lensa Cooke triplet dan kemudian disebut lensa Aviar. Sedangkan lensa Celor adalah desain lensa Dialyt yang telah mengalami penyempurnaan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b E. Hecht (1987). Optics (edisi ke-2nd). Addison Wesley. ISBN 020111609X.Chapters 5 & 6.
  2. ^ Proteep Mallik (2005). "The Axicon" (PDF). Diakses tanggal 2007-11-22.
  3. ^ Kishan Dholakia (2002). "Optical micromanipulating using a self-reconstructing light beam" (PDF). Diakses tanggal 2007-11-22.
  4. ^ V. Garcés-Chávez (2002). "Simultaneous micromanipulation in multiple planes using a self-reconstructing light beam" (PDF)Nature419: 145. doi:10.1038/nature01007. Diakses tanggal 2007-02-06.
  5. ^ Watson, Bruce. "Science Makes a Better Lighthouse Lens." Smithsonian. August 1999 v30 i5 p30. produced in Biography Resource Center. Farmington Hills, Mich.: Thomson Gale. 2005.
  6. ^ "Brewster, Sir David." Encyclopædia Britannica. 2005. Encyclopædia Britannica Online. 11 November 2005.
  7. ^ "David Brewster." World of Invention, 2nd ed. Gale Group, 1999. Reproduced in Biography Resource Center. Farmington Hills, Mich.: Thomson Gale. 2005.
  8. ^ "Fresnel lens." Encyclopædia Britannica. 2005. Encyclopædia Britannica Online. 11 November 2005.
  9. ^ Mabel A. Baiges (1988). "Fresnel Orders" (TIFF). Diakses tanggal 2007-06-01.
  10. ^ "Fresnel lenses". Diakses tanggal 2007-06-01. Note the transcription error in the "Comparative Table of Lens Orders; the "oil consumption per hour" columns should be titled grams and ounces, not gallons.
  11. ^ "Fresnel lenses". Diakses tanggal 2008-08-01.